Sabtu, 01 November 2014

PERBEDAAN SUBHANALLAH DAN MASYA ALLAH

Bismillahirrahmanirrahim....,
Sahabat saudariku muslimin muslimah,,,
ketahuilah bahwa Subhanallah atau Masya
Allah, Kadang Suka Terbalik...
Ungkapan Subhaanallah di anjurkan setiap kali
seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, dan
dengan ucapan itu kita menetapkan bahwa
Allah Maha Suci dari semua keburukan
tersebut.
Kebalikannya dari ucapan Masya Allah, yang
diucapkan bila seseorang melihat yang indah-
indah.
Penggunaan kedua kalimat ini di tengah
masyarakat Islam tanah air kerap terbalik-balik,
kecuali pada sebagian orang yang mengerti
ajaran
Sunnah ini. Wallahu a'lam
SUMBER : Ustadz Abu Umar Basyier di Buku
Prahara Cinta hal. 173, Penerbit : Shafa Publika
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmizi,
dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :
"Suatu hari aku berjunub dan ternampak
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berjalan
bersama para sahabat, lantas aku menjauhi
mereka dan pulang untuk mandi junub, setelah
itu aku datang menemui Rasulullah. Baginda
bersabda :
Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau
melarikan diri tatkala kami datang?
Aku menjawab :
Wahai Rasulullah, aku kotor (berjunub) dan aku
tidak selesa untuk bertemu kalian. Rasulullah
bersabda :
Subhanallah!!
sesungguhnya mukmin tidak najis"
Lihatlah bagaimana ungkapan Nabi tika
mendengar kata-kata Abu Hurairah . Baginda
tersentak dengan perkataan Abu Hurairah yang
kurang tepat. Oleh itu, sepatutnya jika
melakukan atau terdengar sesuatu yang
negatif , kita ucapkan "Subhanallah"
Beberapa Firman Allah subhanahu wa ta'ala :
“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah
mengumpulkan mereka semuanya kemudian
Allah berfirman kepada malaikat :
”Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?
Malaikat-malaikatitu menjawab :
“Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami,
bukan mereka :
bahkan mereka telah menyembah jin :
kebanyakan mereka beriman kepada jin itu.”
(QS. Saba’ 34 : 40-41)
Katakanlah :
“Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu)
kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha
Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang
yang musyrik.”
(QS. Yusuf 12 : 108)
“Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu
mendengar berita bohong itu :
“Sekali-kali tidaklah
pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci
Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang
besar”.
(QS. An Nuur 24 : 16)
“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan
tatkala kamu memasuki kebunmu
“MAA SYAA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA
BILLAH”
(Sungguh atas
kehendak Allah semua ini terwujud, tiada
kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu
dalam hal harta dan keturunan”.
(QS. Al Kahfi [18]: 39)
Jadi “Subhanallah” dilekatkan dalam makna
“turun”, yang kemudian sesuai dengan
kebiasaan
orang dalam Bahasa Arab.
secara umum; yakni menggunakannya untuk
mengungkapkan keprihatinan atas suatu hal
yang kurang baik di mana tak pantas.
Dzikir tasbih secara
umum adalah utama, sebab ia dzikir semua
makhluq dan tertempat di waktu utama pagi dan
petang. Adapun dalam ucapan sehari-hari, mari
membiasakan ia sebagai pe-Maha Suci-an Allah
atas hal yang memang tak pantas bagi
keagungan-Nya.
Demikian dalam kebiasaan lisan berbahasa
Arab : mereka mengucapkan “Masya Allah”
pada
keadaan juga sosok yang kebaikannya
mengagumkan.
Demikianlah pengalaman menghadiri acara
Masyaikh : dan membersamai beberapa yang
empat ke Jogokariyan : dari Saudi, Kuwait,
Syam, dan Yaman. Di antara mereka ada yang
berkata, “Masya Allah” nyaris tanpa henti, kalau
di Air Terjun Tawangmangu, Bonbin
Gembiraloka, dan Gunung Merapi.
Simpulannya :
“Masyaallah” adalah ungkapan ketakjuban pada
hal-hal yang indah; dan memang hal indah itu
dicinta dan dikehendaki oleh Allah. Demi
ketepatan makna keagungan-Nya dan
menghindari kesalahfahaman :
mari biasakan mengucap “Subhanallah” dan
”Masyaaklah” seperti seharusnya.
Membiasakan bertutur sesuai makna pada
bahasa asli insya Allah lebih tepat & bermakna.
Tercontoh;
Orang Indonesia bisa senyum gembira padahal
sedang dimaki.
Misalnya dengan kalimat :
“Allahu yahdik!”. Arti harfiahnya :
”Semoga Allah memberi hidayah padamu!”
Bagus bukan?
Tetapi untuk diketahui; makna kiasan dari
“Allahu yahdik!” adalah “Dasar gebleg!”. Jadi,
mari belajar tanpa henti dan tak usah
memaki....
Di publikasikan oleh :
Menggapai rindhoNya
semoga bermanfaat buat sahabat MR,,
Silahkan di share jika menurutmu tausiyah note
ini bermanfaat biar pahalanya terus mengalir,,
Insya Allah
Salam santun ukhuwah fillah penuh cinta
"Bagikan tausiyah "TERAPI HATI" ini kepada
teman-temanmu dengan meng-klik
'bagikan'atau'share' dan undang temen-
temenmu gabung dengan klik ‘Invite Your
Friends"’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar